SWARHA..(dengarkanlah aku)..


Judulnya memang mirip dengan sebuah judul lagu. Tapi tulisan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan lagu. Saya hanya sekedar ingin bercerita tentang sebuah tempat bernama SWARHA.
Minggu pagi itu (18/04) adalah hari yang sangat istimewa, hari itu juga tepat peringatan konfrensi asia afrika yang ke 55. Tak heran jika pagi itu gedung merdeka menjadi sangat ramai. Hari itu juga saya melakukan perjalanan yang istimewa,Plezier (bukan ngaleut) Gedong Merdeka.
Perjalanan kali ini diawali dari gedung merdeka kemudia menuju titik nol km-hotel preanger-hotel savoy homann-de Vries-dalem kaum hingga ke pendopo-monumen penjara banceuy-sumur bandung dan berkahir di gedung merdeka. Seperti biasa setiap berhenti di satu titik pemandu dari ALEUT memberikan penjelasan yang jarang kita dapat di pelajaran sejarah, dan seperti biasa pula saya terkagum-kagum dengan cerita yang terjadi di masa lalu di tempat yang sama.
Kekaguman saya memuncak saat memasuki sebuah tempat yang tepat berdampingan dengan masjid agung. Lantai dasar tempat ini adalah sebuah toko kain. Sebuah tempat yang selalu menjadi perhatian saya jika melewati mesjid agung saat membeli dvd (g usah disebutin bajakannya ya..hhe..). Saya selalu berpikir kenapa masjid ini begitu keukeuh menempel dengan pertokoan.Kenapa tidak dibuat sedikit space agar mesjid tidak terlihat aneh.


View dari SWARHA
Rupanya tempat ini dulunya adalah sebuah hotel, tepatnya hotel SWARHA. Tulisan SWARHA ini bahkan masih berdiri di atas bangunan ini. Bangunan ini terdiri dari empat lantai (berarti 5 dengan lantai dasar) ini kalau saya g salah hitung. Bentuk bangunannya sendiri menurut saya sangat unik dan berseni. Saat mulai memasuki gedung ini, kumuh adalah kata yang pertama keluar dari fikiran saya. Di pinggir tangga menuju lantai pertama kayu-kayu berserakan ga jelas. Debu dan teman-temannya berterbangan di sana-sini. Lantai tangga sudah banyak yang bolong, jendela yang seharusnya menerangi tangga tak lagi dilapisi kaca, melainkan tertutup papan dan lagi-lagi berdebu. Hingga akhirnya kami menemukan koridor yang di kanan kiri nya terdapat kamar-kamar. Masih terasa suasan hotel. Hingga kami tiba di bagian depan lantai ini. Mungkin dulunya tempat ini adalah tempat berkumpul tamu-tamu. Dari beagian depan ini kita bisa melihat ke luar melalui balkon. Di tempat inilah saya merasa enggan untuk beranjak. Suasananya sungguh berbeda, entah kenapa. Dari balkon ini kita bisa melihat pemandangan yang tak biasa.

Swarha Islamic, demikian nama bangunan ini dulu, nama yang diambil dari nama pemilik gedungnya.
swarha 1961
Tempat ini merupakan salah satu tempat yang bersejarah dalam penyelenggaraan konfrensi asia afrika 1955. Pada penyelenggaraan KAA, tempat ini menjadi tempat menginap para wartawan yang meliput KAA.Konon karena tempatnya yang bersebrangan dengan kantor pos,jadi para wartawan dapat dengan segera mengirimkan berita ke negara asalnya.Menurut sumber yang saya dapat dari om Google, tempat ini dibangun di bekas toko tokyo yang dibangun tahun 1914 dan dibumihanguskan tahun 1940.Di masa itu selain swarha panitia KAA juga menyiapkan 14 hotel yang 2 diantaranya adalah hotel savoy homann dan preanger yang hingga kini masih tegak dan berjaya.
Menurut kabar berita di dunia maya, pemerintah sempat berencana meratakan tempat ini. Namun menurut dunia maya juga tempat ini akan dijadikan pusat studi islam. Saya tentu saja lebih setuju dengan opsi kedua..hehe...
Saat ini gedung swarha mungkin tengah meratapi nasibnya, menunggu waktu yang tak pasti. Apakah dipertahankan atau dihancurkan. Ia mungkin sedang bersedih, iri kepada rekannya Savoy Homann dan Preanger yang masih berdiri tegak menjadi saksi sejarah dunia.

Sumber:
www.djawatempoedoeloe.multiply.com
www.tataruangindonesia.com
www.mahanagari.multiply.com
www.indrakh.blogspot.com
cerita pemandu ALEUT

Tidak ada komentar:

Easus Partition Manager:Software Partisi Hardisk Gratis

Drive C anda menipis? Salah setting partisi saat install windows? Ga perlu kuatir, dengan software partisi hardisk gratis ini semua bisa dia...